bunga berjatuhan

Monday, April 16, 2018

jenis-jenis karya sastra

Bentuk Karya Sastra

Ada beberapa fungsi sastra, salah satunya disampaikan oleh amriyan Sukandi adalah untuk mengkomunikasikan ide-ide dan menyalurkan pikiran dan perasaan dari pembuat estetika manusia. Gagasan itu disampaikan melalui mandat yang umumnya ada dalam literatur.


Bentuk - bentuk Karya Sastra - berbagaireviews.com
Selain ide, dalam literatur ada juga deskripsi peristiwa, gambar psikologis, dan pemecahan masalah jangkauan dinamis. Hal ini dapat menjadi sumber ide dan inspirasi bagi pembaca. Konflik dan tragedi yang digambarkan dalam karya sastra untuk memberikan kesadaran kepada pembaca bahwa ini bisa terjadi dalam kehidupan nyata dan dialami langsung oleh pembaca.

Kesadaran yang membentuk semacam kesiapan batin untuk mengatasi kondisi sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sastra juga berguna untuk pembaca sebagai media hiburan.

Jenis Karya Sastra.
Jenis - jenis Karya Sastra - berbagaireviews.com
Karya sastra dikenal dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi. Jenis karya sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama. Sedangkan contoh karya sastra nonfiksi adalah biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Menurut Suroto, roman terbentuk atas pengembangan seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Ada 2 bentuk karya sastra yaitu fiksi dan non fiksi. 
  1. Jenis karya sastra fiksi seperti Prosa, Puisi, dan Drama. 
  2. Sedangkan karya sastra nonfiksi seperti biografi, autobiografi, esai dan kritik sastra.
1. Karangan Prosa (Karangan Bebas).
Karangan prosa atau karangan bebas adalah karangan yang tidak terikat oleh jumlah baris, bait dan rima (sajak). Ada 2 jenis karangan bebas (prosa) yaitu prosa lama dan prosa baru.

a. Prosa lama, diantaranya :
  • Legenda adalah cerita terjadinya suatu daerah, danau, gunung, dan sebagainya. Contoh : Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, Asal – Usul Terajadinya Danau Toba.
  • Fabel adalah cerita yang tokoh – tokohnya berupa hewan. Contoh : Kelinci dan Buaya
  • Sage adalah cerita tentang sejarah. Contoh : Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
  • Mitos adalah cerita tentang makhluk gaib. Contoh : Nyi Roro Kidul
b. Prosa Baru, diantaranya :

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang bentuknya pendek. 
Ciri- ciri cerpen antara lain 
  • alurnya lebih sederhana, 
  • tokohnya hanya beberapa orang, 
  • latar hanya sesaat, 
  • lingkupnya terbatas dan 
  • temanya lebih sederhana
Novel adalah cerita yang mengisahkan sisi utuh kehidupan tokoh-tokohnya. Ciri-ciri umum novel antara lain alurnya lebih rumit dan panjang, tokoh lebih banyak dalam berbagai karakter, latar waktunya lama dengan lingkup yang luas dan temanya lebih rumit dan kompleks.

Autobiografi adalah karangan yang berisi riwayat hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh tokoh tersebut.
Biografi adalah karangan yang berisi riwayat hidup seseorang yang dituis oleh orang lain.
Prosa dapat ditulis dalam berbagai bentuk :

Karangan narasi
Karangan yang disusun berdasarkan suatu peristiwa tertentu dan diceritakan secara berurutan

Karangan deskripsi
Karangan yang menggambarkan sesuatu dengan kata-kata atau kalimat – kalimat secara terperinci dan
cermat.

Karangan argumentasi
Karangan yang berisi pendapat tentang suatu masalah dengan penyajian data atau fakta. Dalam karangan
ini biasanya disertakan grafik, diagram atau gambar.

Karangan persuasi
Karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai yang
diinginkan penulis atau pengarang.

2. Cerita Rakyat.

Cerita rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu. Cerita tersebut berkembang dari lisan ke lisan dan tidak ada kejelasan siapa pengarangnya. 
Contoh cerita rakyat dari Jawa Barat adalah : Lutung Kasarung, Sangkuriang, dan sebagainya.

Ciri-ciri cerita rakyat :
  • Disampaikan secara lisan
  • Pengarangnya tidak diketahui (anonim)
Unsur – unsur dalam cerita rakyat :
  • Latar adalah keterangan mengenai waktu, tempat, ruang, dan suasana yang terjadi dalam cerita.
  • Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau pendengar.
  • Watak adalah sifat bathin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Ada watak penyabar, bijaksana, ramah, jahat, iri, dengki, pendendam dan sebaganya.
3. Drama
Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan.

Unsur-unsur drama adalah :
a. Kerangka cerita
Kerangka cerita merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
b. Penokohan
Penokohan menggambarkan watak setiap tokoh

Ada 3 macam watak tokoh, yaitu :
  • Prontagonis yaitu watak tokoh yang menampilkan perilaku baik : penyayang, penyabar, pembela kebenaran dan sebagainya.
  • Antagonis yaitu watak tokoh yang berperilaku jahat atau penenta yang kebaikan
  • Tritagonis yaitu watak tokoh yang mendukung prontagonis
c. Tema yaitu gagasan pokok dalam cerita

d. Perlengkapan yaitu : kostum, tata panggung, tata lampu dan sebagainya.
Struktur drama ada 3 macam, yaitu :
  • Prolog atau adegan pembukaan.
  • Dialog atau percakapan antar tokoh
  • Epilog atau adegan terakhir atau penutup.
4. Karangan Puisi (Karangan Terikat)
Karangan ini terutama dalam puisi lama, masih terikat dengan jumah baris, bait dan rima (sajak). Puisi terdiri atas 2 jenis, yaitu :

a. Puisi lama
1.Pantun
Contoh :
  • Berburu ke padang datar
  • Mendapat rusa belang kaki
  • Berburu kepalang ajar
  • Bagai bunga kembang tak jadi
Ciri – ciri pantun :
  • Setiap bait terdiri dari 4 baris
  • Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi
  • Berima (bersajak) a-b-a-b

b. Syair
Yaitu bentuk puisi lama yang bentuknya lebih bebas daripada pantun.
Contoh :
  • Titik koma mana yang kurang
  • atau ejaan tiada terang
  • Pembaca jangan berhati berang
  • khilaf atau lupa kerap menyerang
Ciri-ciri syair antara lain :
  • Setiap bait terdiri atas 4 baris
  • Setiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
  • Bersajak a-a-a-a
  • Selain pantun dan syair, karangan puisi lama antara lain Talibun dan Gurindam.
c. Puisi baru
Jenis puisi ini tidak terikat oleh bait, jumlah baris, atau rima.

sekilas sejarah tentang bahasa indonesia


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" />Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Monday, April 9, 2018

contoh puisi

PENYESALAN


disini ku terbujur kaku
menjerit tanpa suara
meratapi segala penyesalan
yang kini telah membeku
hidupku kini bagai sekepal kertas
lusuh.............
buruk...........
dan tidak akan pernah menjadi baru




kry.angel sagala

sekilas sejarah sastra di indonesia

Sejarah sastra adalah ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yaitu ...